Tuesday, June 22, 2010

skenario HITAM PUTIH

SCENE 1Lokasi : Rumah Pribadi Pak Budi.
Pada saat jam makan malam, Pak joseph yang merupakan teman lama Pak Budi datang mengunjungi Pak Budi dengan menawarkan sebuah Proyek yang menggiurkan kepada Pak Budi.
Pak Joseph : Begini Bud, aku ada rencana mau bangun hotel bintang lima di lokasi taman itu. Tolong ya usahakan supaya taman itu bisa digusur dan di diberi perizinan untuk selanjutnya dibangun hotel.
Pak Budi : tapi itu taman terbesar di kota ini seph, dan taman itu juga sudah menjadi area wisata hijau yang sering dikunjungi.
Pak Joseph : Maka dari itu Bud, lokasi taman itu berada di tempat yang strategi sekali untuk dibangun hotel. Letaknya berdekatan dengan obyek wisata kota ini. Bayangkan berapa untung yang bisa kita keruk tiap bulannya jika di sana dibangun hotel Bud! Tenang saja, ada imbalan yang besar buat kamu jika kamu mau menggusur taman itu.
Pak Budi : tak semudah itu seph. Aku juga harus meminta persetujuan semua pegawai di dinas pertamanan.
Pak Joseph : ah, itu masalah gampang bud. Aku akan memberi imbalan uang yang sangat besar kepadamu dan karyawan-karyawanmu. Apa kamu meragukan kekayaanku?
Pak Budi : Berpikir sejenak. okelah bud . aku setuju. Sambil mengulurkan tangan dan berjabat tangan dengan joseph rekannya.
Kemudian Pak Budi segera menelpon Angel sekertarisnya, agar memberi tahu rekan kerjanya bahwa besok akan diadakan meeting pagi-pagi sekali untuk membahas taman kota tersebut.
SCENE 2Lokasi : Rumah pak JokoPukul 06.00
Di rumah Pak Joko saat Dina, dan Dini sedang mempersiapkan diri untuk sekolah hari ini. Dina, anak sulung Pak Joko yang biasanya menyiapkan sarapan. Sementara Dini bertugas untuk membangunkan ayahnya yang hari itu harus berangkat kerja pagi karena ada meeting.
Dini : Ayaaaaahhh!!! Bangun!!! Udah siang nih. Katanya mau meeting??
Pak Joko : Jam berapa si Din. Ayah masih ngantuk banget. Dengan nada yang masih malas
Dini : Jam 6 ayaaahh.. cepet!
Pak Joko : hah??? Yang bener? Langsung bangun dan bergegas ke kamar mandi.Karena tergesa-gesa, saat menuju kamar mandi pak Joko terpeleset.
Dini : hahahahahaaaa... Ayaah si gak hati – hati. Tertawa
Pak Joko : Hussstt.. ayahnya jatoh malah diketawain. Sana kamu cepet mandi juga. Telat nanti kamu.
Dini : iya ayaah.
Beberapa saat kemudian Pak Joko bergabung bersama anaknya di meja makan.
Dina : Hari ini aku masak spesial lho yah, Sup Ayam. Coba yah.
Pak Joko : iya ayah makaaan.
Dini dan ayah makan bersamaan, sementara dina masih menunggu komentar bagaimana rasa masakannya.
Dini : sup apaan ini kak? Gak enak!
Dina : anak kecil tau apa! Masakanku enak kok. Tanya aja ayah. Ya kan yah?
Pak Joko : eh, enak kok na. Tapi besok ayah mau makan telor ceplok aja ya.
Dini : tuh kan, ayah juga gak suka. Weeeekk. Sambil menjulurkan lidahnya.
Dina : masak supnya gak enak si. Mencicipi makanannya. Hhhe, iyaa, rasanya hambar ya.
Pak Joko : udah jangan ribut. Dini, minta maaf sama kakakmu, dia kan udah susah payah bikinnya. Oh iya Dina, nanti kamu pake motor sendiri ya, adekmu dianterin. Ayah harus cepet sampai kantor nih. Melihat jam tangannya kemudian pergi.
Dina : saat minum dina tersedak karena melihat kaos kaki ayahnya yang beda sebelah. Ayaaaaaaaaaaaaaah!
P Joko : menoleh. Apa?
Dina : kaos kakinya!!!
P Joko : melihat ke bawah dan kaget melihat warna kaos kakinya yang lain sebelah.
Dina dan Dini tertawa melihat kelakuan ayahnya.
SCENE 3Lokasi : kantor Dinas Pertamanan
Di ruang meeting sudah berkumpul para pegawai dinas pertamanan beserta pak Joseph. Pak budi, Kartono, Dewi, Pak Joko, dan angel.
Pak Budi : oke, kita akan mendapatkan proyek besar dari seorang investor. hari ini investor tersebut telah menyempatkan diri datang ke sini. Dia akan menjelaskan mengenai proyek baru kita. Silahkan pak joseph.Kemudian pak joseph berdiri dari tempat duduknya dan segera menjelaskan proyek pembangunan hotel bintang lima tersebut.
Pak Joseph : bagaimana rekan? Setuju bukan?
Pak Joko : maaf pak saya tidak setuju! Sambil berdiri
Dewi : saya juga tidak setuju!
Pak Joseph : bisa anda jelaskan alasan mengapa anda tidak setuju?
Pak Joko : area tersebut sudah menjadi area hijau yang paling sering dikunjungi warga sekitar, saya yakin tempat tersebut akan lebih berfungsi bila tetap menjadi taman kota daripada hotel bintang lima.
Dewi : benar apa yang dikatakan Pak Joko. Lagipula, taman itu disediakan untuk fasilitas umum masyarakat yang membutuhkan tempat untuk sekedar refreshing. Kita tidak bisa seenaknya saja mengambil hak masyarakat.
Pak Joseph : apa anda tidak sayang jika tempat itu hanya sebagai taman kota, sementara anda tau kalau lokasi tersebut berpotensi sekali untuk menghasilkan rupiah demi rupiah jika dibangun hotel. Baik, lebih baik sekarang kita ambil suara saja, siapa yang setuju proyek ini dibangun?Saat pak joko ingin mengutarakan aspirasinya lagi, Kartono langsung menyerobot bicara.
Kartono : saya setuju saja, itu semua tergantung berapa biaya yang bapak bersedia keluarkan untuk kami.
Pak Joseph : tenang saja, masalah uang bisa dibicarakan.
Angel : saya juga setuju pak.Pak Budi : saya setuju.
Pak Joseph : 2 lawan 3. Bagaimana Pak Joko? Bu dewi?
Pak Joko : Kalau proyek penghancuran taman kota ini masih berlangsung lebih baik saya keluar saja! Berdiri sambil keluar dari ruangan meeting.
Dewi : kalian ini bagaimana, kita bekerja di sini bukannya menambah area taman untuk kota ini malah merencanakan menghancurkan taman yang ada! Dengan nada tinggi dan Menyusul pak joko keluar ruangan meeting.
Pak Joseph : mungkin lebih baik meeting kali ini ditunda dulu. Pagi !
SCENE 4Lokasi : Ruang kerja Pak Budi
Pak Budi memanggil Angel dan Kartono untuk ke ruangannya. Mereka akan membahas bagaimana cara membuat Pak Joko dan Dewi setuju dengan proyek hotel tersebut.
Pak Budi : apa yang harus kita lakukan sekarang?
Kartono : emang sok suci tuh mereka berdua! Dengan nada emosi
Angel : Bagaimana kalau kita biarkan saja mereka berdua keluar dari kantor ini pak?
Pak Budi : jangan! Bagaimana jika mereka berbicara pada pihak luar jika kita telah disuap untuk pembangunan hotel tersebut?? Selain itu, aku tidak mau kehilangan pegawai yang berdedikasi tinggi sepeti mereka.
Kartono : Lalu bagaimana pak? Saya juga tak mau melewatkan kesempatan untuk mendapatkan uang yang begitu banyak!
Angel : Saya akan coba membujuk Pak Joko untuk menyetujuinya. Nanti sore saya akan ke rumahnya. Kalau masalah Dewi, dia tidak akan berani melawan lagi jika tak ada kawannya.
Kartono : benar apa kata angel, inti semua masalah kita hanya pada Joko.
Pak Budi : Baik, saya serahkan masalah Joko kepada kamu ngel. Segera hubungi saya jika kamu sudah berhasil mempengaruhi Joko.
Angel : siap bos!
SCENE 5Lokasi : Rumah Pak Joko
Tak seperti biasa, hari itu siang hari pak Joko telah berada di rumah.
Dina : tumben ayah udah pulang kerja? Menghampiri ayahnya yang duduk di sofa
Pak Joko : mmmmmhhh
Dina : Ayah kenapa? Ada masalah di kantor?
Pak Joko : gak apa apa Na. Oh iya, Dini mana?
Dina : lagi tidur Siang yah. Ayah kenapa sih? Kog mukanya cemberut gitu?
Saat Dina dan Pak Joko sedang berbincang-bincang tiba-tiba terdengar ada sesorang sedang mengetuk pintu rumah Pak Joko.
Angel : Siaaaaaaaaang
Dina : iya, sebentar. Berdiri dan membukakan pintu rumah.
Angel : Dina, apa kabar? Ayah kamu ada?
Dina : ouwh mbak Angel, ada mbak. Silahkan masuk.
Angel : iyaa, makasih. Masuk ke dalan rumah dan segera duduk di ruang tamu.
Dina : mbak Angel mau minum apa?
Angel : gak usah . makasih Na.Dina kemudian pergi meninggalkan ayahnya dan Angel di ruang tamu. Namun, karena penasaran dengan masalah yang sedang dihadapi ayahnya di kantor, Dinapun menguping pembicaraan mereka.
Pak Joko : Ada apa Bu Angel?Angel : mmmhh, saya ingin membicarakan proyek hotel itu lagi pak.
Pak Joko : Maksud kamu PROYEK PENGHANCURAN TAMAN KOTA?? dengan sedikit meninggikan suaranya.
Angel : ya, lebih tepatnya mungkin lokasi tersebut akan dialihfungsikan sebagai Hotel Bintang Lima pak.
Pak Joko : apapun alasan dan namanya saya tetap tidak setuju! Dan satu lagi, Berapapun uang suapnya saya tidak peduli ! Jika Proyek tersebut tetap dilaksanakan, besok surat pengunduran diri saya sudah ada di meja Pak Budi!
Angel : Pak, sebaiknya anda berpikir ulang kembali. Bukankah tahun ini Dina akan masuk kuliah? Bukankah Dina ingin melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran? Apa bapak tidak sayang dengan potensi yang dimiliki Dina. Bapak mau dapat uang darimana jika bapak mengundurkan diri?
Pak Joko : untuk masalah pendidikan anak-anak saya semua sudah saya pikirkan baik-baik. Tentu saya ingin anak saya mendapatkan pendidikan yang terbaik tapi, tidak dengan uang haram! Saya yakin, saya bisa membiayai pendidikan Dina dengan uang Halal !
Angel : Bagaimana jika Bapak tidak usah menerima “uang” tersebut. Bapak hanya tinggal menyetujui dan menandatangani proyek tersebut?
Pak Joko : tetap tidak bisa!
Angel : kali ini kenapa tidak bisa pak? Bukankah bapak tidak akan menerima uang suap itu?
Pak Joko : Ada alasan pribadi yang tak mungkin kukatakan. Alasan yang begitu kuat untukku mempertahankan taman itu.
Saat itu, sekilas Pak Joko kembali mengingat kenangan saat istrinya masih hidup.
Angel : ya sudahlah! Bapak itu memang keras kepala! Bergegas meninggalkan rumah Pak Joko
Dina yang sedang menguping juga terkejut mendengar hal itu, air matanya mengalir betapa mulia hati ayahnya. Akhirnya ia mengerti mengapa ayahnya terlihat murung tadi.
SCENE 6Lokasi : Ruang makan Rumah Pak Joko
Sepeti biasa kegiatan sarapan pagi di rumah
Pak JokoPak Joko : nanti pulang sekolah, kita main ke Taman ya ?
Dini : iyaaa yaah! Dini mau. Eh, tapi ayah kan kerjanya sampai sore?
Pak Joko : Hari ini ayah pulang cepat kok. Dinaa.. Dinaa.. memanggil Dina yang sejak tadi terlihat melamun.
Dina : eh.. iya yah. Kenapa? Terbangun dari lamunannya
Pak Joko : kenapa melamun ?
Dina : gak apa apa yah, tadi ayah bilang taman Dina jadi keinget Bunda. Dengan wajah yang murung.
Pak Joko : oowh,, ya nanti kita ke Taman sama nostalgia nginget Bunda.
Dini : Oke yaaahh.. Dini ikuuuut.
Pak Joko : Ya udah, Ayah berangkat dulu ya. Assalamualaikum.Dini,
Dina : Wa’alaikumsalam.Dina : hati-hati yah.
SCENE 7Lokasi : Kantor
Sampai di kantor pagi-pagi, Pak Joko telah meletakkan surat pengunduran dirinya di meja Pak Budi, kemudian ia kembali ke ruangannya untuk membereskan semua barang-barangnya dan segera meninggalkan Kantor.Kartono yang mengetahui hal itu segera menuju meja kerja Dewi untuk menghasut kembali Dewi.
Pak Kartono : Bu Dewi, anda sudah tahu bahwa hari ini Pak Joko sudah mengundurkan diri dari Kantor?
Bu Dewi : Belum. Saya baru tahu dari anda Pak.
Pak Kartono : Ouh... bagaimana dengan keputusan anda yang menolak proyek pembangunan hotel? Apa anda ingin mengundurkan diri juga bersama Pak Joko? Pikirkanlah bu, Nasib keluarga anda. Saya tahu anda adalah tulang punggung keluarga.Bu Dewi hanya terdiam. Terlihat dia sedang memikirkan sesuatu.
Pak Kartono : Lebih baik kita ikuti alur saja bu. Tak ada gunanya menolak perintah orang besar, kita hanya orang biasa bu. Nanti di meeting selanjutnya saya harap Ibu mau menyetujui proyek tersebut.
Bu Dewi : Tolong tinggalkan saya pak. Saya sedang ingin sendiri.
Pak Kartono : Iya Bu, tapi tolong pikirkan kembali apa yang saya ucapkan tadi.
SCENE 8Lokasi : Ruang Meeting
Di ruang meeting Pak Joseph membagikan beberapa lembar kertas yang berisi konsep hotel tersebut dan juga rupiah yang akan diterima setiap karyawannya.
Pak Joseph : Bagaimana semua sudah setuju kan?
Pak Budi : iya, saya rasa semua sudah setuju pak. Sambil melirik bu dewi
Pak Joseph : Bu Dewi juga setuju?
Bu Dewi : diam dan hanya mengangguk pelan.
Pak Joseph : Baiklah, bagaimana jika kita nanti siang langsung observasi ke taman tersebut. Cukup saya, Pak Budi dan Angel saja.
Angel : Iya pak, saya setuju.
SCENE 9Lokasi : Taman
Siang hari, saat Pak Joko dan anaknya sedang mengenang masa lalu istrinya pada saat yang bersamaan di sisi taman yang lain Pak Joseph, Pak Budi dan Angel juga sedang mengamati taman tersebut.
Pak Joko : hmmmhh.. dulu ayah ma bunda sering ke sini sebelum menikah.flashback
Dina : iya yah.. Bunda sering banget ngajakin ke taman ini.Flashback
Dini : kenapa ya Bunda meninggal secepat ini yah. dengan raut muka sedih.
Pak Joko : semua itu udah takdir nak. Oh iyaa. Dini ma Dina mau es Krim gak? ayah beliin ya?Dina : gak usah yah.
Pak Joko : Gak pa pa. Kalian tunggu di sini ya, jangan kemana mana. Berlalu dan meninggalkan kedua anaknya.
Pada saat yang bersamaan, ketika Pak Joko meninggalkan anak-anaknya, Pak Joseph yang sedang melintas berhenti sejenak dan duduk dekat dengan anak anak Pak Joko. Saat itu, tanpa sengaja Pak Joseph mendengarkan
Dina : Dini, kamu tau gak kenapa ayah ngajakin kota ke sini?
Dini : gak tau emang knapa kak?
Dina : mungkin ini terakhir kali kita nglihat taman ini. Soalnya taman ini mau digusur, dijadiin hotel.
Dini : yang bener kak? Dengan raut muka terkejut.
Dina : iyaa. Sekarang ayah juga udah keluar dari pekerjaannya gara gara ayah nolak penggusuran taman ini.
Dini : kasian ayah, ayah pasti sedih banget. Apalagi taman ini kan udah jadi taman kenangan masa hidupnya Bunda. Menangis.
Dina : iya, Ayah pasti sedang menanggung beban yang berat.
Pak Joseph yang mendengarkan percakapan kedua nak tersebut merasa terharu, hati kecilnya tersentuh hingga akhirnya ia ingin mengurungkan niatnya untuk menggusur taman tersebut.

No comments:

Post a Comment